Rabu, 23 Maret 2016

Pandangan tentang Sarana dan Prasarana Pariwisata

Pendahuluan
Wilayah pariwisata paling ideal dan dapat menjamin maksud serta tujuan industri pariwisata sesuai dengan fungsinya adalah daerah tujuan wisata yang benar-benar dapat memberikan atraksi beraneka ragam baik yang dimiliki alam sekitar sebagai objek tak bergerak maupun yang dapat memperlihatkan kegiatan kehidupan rakyat disekitarnya, dan juga memiliki akses jalan serta hubungan lalu lintas baik yang dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas kepariwisataan lainnya. Wilayah ideal ini terletak di dalam lingkungan yang tidak begitu jauh, memiliki radius 50 km, serta mudah ditempuh oleh kendaraan bermotor. Daerah tujuan wisata semacam itulah yang harus diprioritaskan dalam pembangunan sarana dan prasarana industri pariwisata di Indonesia.
Di Indonesia, penanganan pembangunan wilayah pariwisata untuk dijadikan daerah tujuan wisata akhir-akhir ini telah nampak menunjukan adanya kemajuan. Pemerintah Indonesia dalam pelaksanaan kebijakannya di bidang pariwisata  melandaskan pembangunan daerah tujuan wisata ini atas dasar-dasar pokok pikiran :
a.   Tersedianya sarana dan prasarana, fasilitas dan besarnya potensi kepariwisataan di daerah yang bersangkutan.
b.      Asas pemerataan pembangunan, sehingga pengembangan pariwisata dapat dilaksanakan serentak tanpa mengabaikan potensi sumber-sumber yang dimiliki tiap daerah.
Berdasarkan hal tersebut, prioritas pembangunan dan pengembangan daerah tujuan wisata, kemudian diputuskan untuk diadakannya pembangunan sarana dan prasarana yang diprioritaskan oleh pemerintah, beberapa di antaranya yaitu :
1.     Sumatra Utara, meliputi wilayah Danau Toba sampai pulau Samosir, dataran tinggi Karo dengan Brastagi dan sekitarnya.
2.       Sumatra Barat, meliputi wilayah Bukit Tinggi dengan Danau Maninjau, Danau Singkarak, Payakumbuh dan Batu Sangkar, Kota Madya Padang beserta objek-objek wisata di sekitarnya.
3.       Jawa Barat, meliputi wilayah Kota Bandung, Jabodetabek, Gunung Gede, Banten, Cirebon, Tasikmalaya dan Ciamis.
4.     Jawa Tengah dan Yogyakarta, meliputi wilayah Merapi-Merbabu, Semarang, Ambarawa, Kopeng, Dieng, Solo, Yogyakarta serta lingkungan Candi Borobudur, Prambanan, Kudus dan Demak.
5.     Jawa Timur, meliputi wilayah Surabaya, Malang, Gunung Bromo, Madura, dan Banyuwangi.
6.  Sulawesi Selatan, meliputi Kota Madya Ujung Pandang, Maros, Gowa, Jeneponto, Bulukumba, Selayar, Kabupaten Luwu, dan Tanah Toraja.
7.     Sulawesi Utara, meliputi wilayah Kabupaten Minahasa, Air Madidi, Rembokan, Taratara dan Tasik Ria.
Karena Bali dan DKI Jakarta telah dianggap cukup mampu memperkembangkan diri sebagai daerah tujuan wisata utama, maka sebagai gantinya prioritas pembangunan dan pengembangan daerah tujuan wisata dialihkan ke daerah Maluku dan Nusa Tenggara, terutama sebagai daerah tujuan wisata Marina/Bahari.


Pandangan Saya
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pemerintah telah berupaya dalam membangun sarana dan prasana pada daerah destinasi wisata. Hal ini merupakan langkah yang bagus dalam upaya pengembangan pariwisata di seluruh tanah air. Dengan berkembangnya sarana dan prasarana pada suatu destinasi wisata, maka hal tersebut akan berkaitan langsung dengan meningkatnya para wisatawan suatu destinasi wisata. Dan penentuan prioritas pembangunan daerah destinasi wisata juga menunjukkan upaya pemerintah untuk memeratakan kualitas daerah destinasi wisata di seluruh Indonesia, yang juga akan berkontribusi dalam pemerataan ekonomi masyarakat.
Pembangunan tersebut tentu juga membutuhkan peran dan kontribusi dari masyarakat. Karena pemerintah tidak akan bisa berhasil menjalankan kebijakan-kebijakannya tanpa dukungan dari masyarakat. Pembangunan sarana dan prasarana ini juga harus diperhitungkan dan dipertimbangkan dengan matang dari segala segi. Hal tersebut supaya dalam proses pembangunan tidak memberikan dampak negatif yang lain.
Dapat disimpulkan, peran pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan dalam pengembangan sarana dan prasarana pariwisata di Indonesia. Jika pemerintah dan masyarakat benar-benar berperan dalam pembangunan sarana dan prasarana ini, bukan tidak mungkin daerah-daerah destinasi pariwisata Indonesia yang saat ini sarana dan prasarananya kurang memadai dapat meningkatkan jumlah wisatawannya yang mungkin akan menyamai atau bahkan melampaui jumlah wisatawan yang ada di daerah destinasi wisata yang sudah sangat berkembang seperti Bali. Tentunya peningkatan signifikan jumlah wisatawan di Indonesia akan meningkatkan devisa negara secara signifikan.

Interview with Senior. Theme: My Hometown

Informant: MELIANI WAHYULI (2SA01)

Jemmy :
“Okay, let’s start the interview. For the first question. Where is your hometown?”
Meliani :
“My hometown is in Malakke, South Sulawesi.”
Jemmy :
“Wow, so it's far away from here. Before you moved here, how long have you stayed there?”
Meliani :
“Well, its been a long time actually. I had lived there since I was born until I was 2 years old, then my parents brought me to Jakarta.”
Jemmy :
“When was the last time did you visit there?”
Meliani :
“Hmm.. it was about 7 years ago.”
Jemmy :
“Haha, it's been a long time i think. Could you tell me how is the atmosphere there?”
Meliani :
“The atmosphere is very different with the atmoshpere of city or Jakarta. It is still pure from pollution. If you look around, there are so many big trees. There are farms, like cocoas, and paddy fields. In the morning, if you wake up, you get the air is so cool. And people around there is very friendly, warm even if it is to the foreigner.”
Jemmy :
“Wow! It must be very comfortable to live in there.”
Meliani :
“Yeah, once i get there, i feel that i dont wanna go back to Jakarta.”
Jemmy :
“And then, what are the tourist destinations in there?”
Meliani :
“Actually, there isn’t any tourist destination in Malakke. What you got if you go there is the nice view of village, and the knowledge about their custom. But, if you go to South Sulawesi, there are so many beautiful beach around there, for example Pantai Losari. And because I go to my hometown once in 7 years, i dont really know about their tourist destination.”
Jemmy :
“Well, i think it's acceptable for your situation. How about the traditional or popular food in there?”
Meliani :
“Hmmm.. if you asks me about food, maybe i can help you a bit.”
Jemmy :
“Good. Tell me please.”
Meliani :
“There are so many traditional food in there. There are Jalangkote, Burassa, Coto Makassar, Sop Konro, Pisang Epe and Palu Butung. Ok, i want to give you the description about that foods. First, Jalangkote. It is like Pastel in here. The difference is the crust is thinner than Pastel. Then, Burassa is something like Lontong maybe. But it is so delicious, because it made with coconut milk. And it must to be there when Eid, as a substitute of Ketupat. Then, Coto Makasar. It made with meat. It is so delicious that I cant make any description. Palu Butung or in here its called Es Pisang Ijo. Maybe you know how the description.”
Jemmy :
“Which one is your favorite?”
Meliani :
“My favourite is Coto Makasar and Burassa because my mother sometimes make it for my family”
Jemmy :
“Actually i've tried Coto Makassar & Es Pisang Ijo. And i think Es Pisang Ijo is so freshening and delicious. I think i want to try the others someday. Could you tell me about the culture too?”
Meliani :
“There are few cultures that i know. In my hometown, mutual cooperation still exist. Like i said before, people around there is so warmly. They would help each other. When there is someone who want build a house, its like the entire people would help him to build the house without receiving a payment. They would gladly to help each other. While the man doing the construction, the women prepared the food, the snacks like pastries, or even the big meal like lunch, etc. Because I used to come a wedding invitation when I was there, i know a little thing about the tradition. So, the futur bride or groom, before they get married, each of them (in each home) should "khatam Al-Quran" before they really get married. Then the day before they doing marriage, there is an event that the bride or groom was doing "penghataman Al-Quran" which is done by someone like ustadz maybe. That event, I can call it something like a party (but of course not like a party in cities) because people gather around there by their nice clothes that is usually used when there is a wedding invitation, and of course there is plenty of food that usually made in the day of wedding. It was the culture that I had seen when I was in my hometown.”
Jemmy :
“Wow, people there really have nice culture. Not like in The Cities where the people usually so individual. Okay, for the last question. What makes you miss your hometown the most?”
Meliani :
“What make me miss my hometown are the tranquil atmosphere that you couldnt find in any city; beautiful scenery where a lot of big trees stand, and the extend of paddy fields where you can see farmers with their buffalo; and the important thing is a warm laugh of my big family when we gather in one room and talk to each other to share our stories respectively.”
Jemmy :
“That's beautiful, i wish you'll feel those moments again soon. Okay, thank you very much for being my informant. It was fun to interview you. See you again.”
Meliani :
“Yeah, you're welcome. Same with you, its nice for being your informant.”




My Hometown

Hello! I’m Jemmy. Now i want to tell you all about my hometown.
Even though my father is from Peureulak, Nanggroe Aceh Darussalam. And my mother is from Baturaja, South Sumatera. I was born and raised in Bogor, West Java. In conclusion, my hometown is in Bogor. My hometown is a cool, beautiful and historic place.
Bogor is called rain city for it’s high rainfall. The atmosphere of this city is cool and beautiful. The air is really fresh and it also has many beautiful parks.
Bogor has many iconic place, such as: Botanical Garden, Presidential Palace and Kujang Monument. In the Botanical Garden we can find Amorphophallus titanum, people here usually call it as “Bunga Bangkai” and we also can find Rafflesia arnoldi here. In the Presidential Palace we can find many deers from Nepal. On the Kujang Monument we can find Sundanese traditional weapon figure on the top of the high monument.
Bogor is also well-known for it’s iconic taro. Besides the taro, Bogor has the other popular foods. For example: Toge Goreng, Laksa Bogor, Doclang, Cungkring and Asinan.
By the way, i still can visit my hometown weekly. So i won’t miss my hometown too much. Thus my little story about my hometown. I hope you’ll have a chance to visit it.


Jenis-Jenis Pariwisata


  
 



disusun oleh
AVRYZELMI SAIFUL
NPM 11615168
1SA02
UNIVERSITAS GUNADARMA



Definisi Pariwisata
                Pariwisata adalah jenis industri yang mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktivitas lainnya. Selanjutnya sebagai sektor yang kompleks, ia juga meliputi industri-industri klasik yang sebenarnya seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata.
Jenis-Jenis Pariwisata
                Industri pariwisata di Indonesia sudah sangat berkembang. Jenis-jenis pariwisata pun juga sudah beragam. Jenis-jenis yang sudah dikenal dewasa ini, antara lain:
1.       Wisata Budaya
Yaitu perjalanan wisata dengan mengadakan kunjungan atau peninjauan ke suatu tempat untuk memperluas pandangan hidup seseorang mengenai budaya yang ada di tempat tersebut, seperti memperlajari keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat, cara hidup, dan seni mereka. Jenis wisata ini adalah jenis yang paling populer di Indonesia karena negeri ini kaya akan budaya yang unik dan berbeda di setiap daerahnya. Bukti-bukti telah menunjukkan bahwa jenis inilah yang paling utama bagi wisatawan luar negeri yang datang ke Indonesia dimana mereka ingin mengetahui kebudayaan dan kesenian kita juga segala sesuatu yang berhubungan dengan adat istiadat dan kehidupan seni budaya kita.
Contoh: Wisata budaya di Bali.
2.       Wisata Kesehatan
Perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dengan mengunjungi tempat peristirahatan seperti mata air panas yang mengandung mineral yang dapat menyembuhkan, tempat yang mempunyai iklim udara menyehatkan atau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas-fasilitas kesehatan lainnya.
Contoh: Wisata kesehatan pemandian air panas di Ciater, Bandung.
3.       Wisata Olahraga
Adalah wisatawan-wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga atau ikut berpartisipasi dalam pesta olahraga di suatu tempat atau negara seperti Asian Games, Olimpiade, Thomas Cup, Uber Cup, dan lain-lain. Macam cabang olahraga yang termasuk dalam jenis wisata olahraga ini tetapi bukan tergolong dalam pesta olahraga atau games adalah seperti berburu, memancing, berenang dan berbagai cabang olahraga dalam air atau di atas pegunungan.
Contoh: Wisata olahraga di olimpiade.
4.       Wisata Komersial
Dalam jenis ini termasuk perjalanan untuk mengunjungi pameran-pameran dan pekan raya yang bersifat komersial, seperti pameran industri, pameran dagang, dan sebagainya. Pada mulanya, banyak orang berpendapat bahwa hal ini tidak termasuk dalam dunia kepariwisataan dengan alasan bahwa perjalanan yang bersifat komersial ini hanya dilakukan oleh orang-orang yang khusus mempunyai tujuan-tujuan  tertentu hanya untuk urusan bisnis mereka dalam mengikuti acara tersebut. Tapi kenyataan pada dewasa ini dimana pameran-pameran atau pekan raya semacam ini diadakan, banyak sekali dikunjungi oleh orang-orang, kebanyakan dengan tujuan ingin mengeksplorasi apa yang bisa mereka dapatkan dari acara tersebut sesuai dengan kebutuhan mereka. Dan tidak jarang pameran atau pekan raya ini dimeriahkan dengan beragam atraksi dan pertunjukan kesenian. Maka dari itulah, wisata komersial ini lalu menjadi sangat menarik dan menyebabkan kaum pengusaha angkutan dan akomodasi membuat rencana-rencana istimewa untuk keperluan tersebut.
Contoh: Wisata komersial di Pekan Raya Jakarta
5.       Wisata Industri
Jenis wisata ini cukup erat kaitannya dengan wisata komersial. Perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang-orang awam ke suatu kompleks atau daerah perindustrian dimana terdapat pabrik-pabrik atau bengkel-bengkel besar dengan tujuan untuk mengadakan peninjauan atau penelitian adalah contoh dari jenis pariwisata ini.
Contoh: Wisata industri di Pabrik Dua Kelinci
6.       Wisata Konvensi
Pada dewasa ini, berbagai negara membangun wisata konvensi dengan menyediakan fasilitas bangunan dengan ruangan-ruangan tempat bersidang bagi para peserta suatu konferensi, musyarawarah, konvensi atau pertemuan lainnya baik yang bersifat nasional atau internasional.
Contoh: Wisata konvensi di Konferensi Asia Afrika 2015 di Bandung
7.       Wisata Pertanian
Ini adalah pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke daerah pertanian, perkebunan, ladang pembibitan dan sebagainya dimana wisatawan dapat mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun melihat-lihat sekeliling sambil menikmati segarnya tanaman beraneka warna dan suburnya pembibitan barbagai jenis sayur mayur dan palawija di sekitar perkebunan.
Contoh: Wisata pertanian di Taman Buah Mekarsari
8.       Wisata Maritim (Marina) atau Wisata Bahari
Untuk jenis wisata ini, banyak dikaitkan dengan kegiatan olahraga di air, lebih-lebih di danau, bengawan, pantai, teluk atau laut dengan beragam jenis olahraga, seperti memancing, berlayar, menyelam sambil memotret pemadangan alam bawah laut, berselancar, berkeliling melihat-lihat taman laut, serta berbagai rekreasi perairan yang banyak dilakukan di daerah-daerah negara maritim. Contoh negara-negara tersebut seperti di Lautan Karibia, Hawaii, Tahiti, Fiji, dan sebagainya. Di Indonesia, banyak tempat dan daerah yang memiliki potensi wisata maritim ini, seperti Kepulauan Seribu di Teluk Jakarta, Danau Toba, Pantai Kuta Bali dan pulau-pulau kecil di sekitarnya, dan lain sebagainya. Jenis wisata ini disebut juga Wisata Tirta.
Contoh: Wisata bahari di Bunaken, Manado
9.       Wisata Cagar Alam
Jenis wisata ini biasanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan banyak lagi tempat wisata lainnya yang kelestariannya dilindungi oleh undang-undang. Wisata Cagar Alam ini banyak dilakukan oleh para penggemar dan pecinta alam karena wisata ini berhubungan dengan kegemaran memotret binatang atau marga satwa serta pepohonan beraneka warna yang memang mendapat perlindungan dari pemerintah dan masyarakat. Wisata ini banyak dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam, kesejukan hawa udara di pegunungan, keajaiban hidup binatang dan marga satwa yang langka, serta tumbuh-tumbuhan yang jarang ditemukan di tempat lain.
Contoh: Wisata cagar alam di Gunung Semeru
10.   Wisata Pilgrim (Rohani)
Jenis wisata ini berkaitan dengan agama, sejarah, dan adat istiadat kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata ini banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat-tempat suci, ke makam-makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau gunung yang dianggap keramat, tempat pemakaman tokoh atau pemimpin manusia, dan lain sebagainya. Wisata ini banyak dihubungkan dengan niat sang wisatawan untuk memperoleh rahmat, kekuatan batin, keteguhan iman dan ada juga untuk tujuan memeroleh berkah dan kekayaan. Seperti contohnya umat Islam melakukan ibadah haji ke Mekah, umat Katholik melakukan wisata ke istana Vatikan di Roma, dan lain sebagainya. Di Indonesia banyak tempat-tempat suci atau keramat yang dikunjungi oleh umat-umat beragama tertentu, seperti Candi Borobudur, Prambanan, Pura Besakih di Bali, makam Wali Songo di Jawa Tengah, dan lain sebagainya.
Contoh: Wisata rohani ibadah haji di Mekkah
11.   Wisata Bulan Madu
Suatu penyelanggaraan perjalanan bagi pasangan-pasangan pengantin baru, yang sedang berbulan madu dengan fasilitas-fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan perjalanan dan kunjungan mereka. Perjalanan yang disebut wisata bulan madu ini biasanya dilakukan selama sebulan setelah pernikahan dilangsungkan, ke tempat-tempat romantis bagi sepasang manusia muda di dunia ini.
Contoh: Wisata bulan madu di Bali

Sumber:

Pendit, Nyoman S. Ilmu Pariwisata -  Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta. Pradnya Paramita : 1994