A.
Biodata Narasumber
Nama : Toni Saptono
Umur : 62 Tahun
Bisnis/bidang Pariwisata : Wisata Kuliner
Nama Perusahaan/produk : Geulis Frozen Foods
Jabatan : General Manager/Owner
Alamat Perusahaan : Jl. Mahoni Raya No. 1 RT
06/RW11
Kel. Baktijaya, Kec. Sukmajaya, Depok.
B.
Wawancara
1.
Apa jenis bisnis yang dijalankan dan apa nama produk yang dihasilkan?
Wisata
Kuliner. Produk-produknya berupa bakso, siomay dan batagor. Nama produknya
ialah “Geulis” (dalam bahasa sunda artinya cantik).
2.
Sudah berapa lama menjalankan bisnis tersebut?
Sekitar 15
tahun, dimulai sejak tahun 2000-an.
3.
Mengapa memilih untuk menjalankan bisnis di bidang ini? Apa saja
pemikiran dasar atau idenya?
Banyak
alasannya, beberapa diantaranya yaitu karena mudah untuk dijalankan, dari segi
keuntungan juga lumayan berlipat karena sesuai dengan kebutuhan masyarakat,
yaitu makanan. Selain itu, dengan berjalannya bisnis ini, saya juga bisa
memperat tali silaturahim dengan saudara dan teman-teman saya. Saya memilih
nama Geulis sebagai nama produk ini karena saya ingin produk saya dikemas
dengan cantik, dan sesuai dengan isinya yang memang enak.
4.
Apa saja tantangan atau hambatan selama menjalankan bisnis ini?
Alhamdulillah
selama ini bisnis berjalan dengan lancar meskipun dengan beberapa tantangan.
Seperti, kami pernah mendapat musibah yaitu ada saat pengiriman barang ke
pelanggang, kurir kami mengalami kecelakaan dan terjatuh di jalan. Saat itu,
bahan-bahan utama yang sudah kami siapkan, sebagian besar terbuang. Sebagai
gantinya, kami mencampurkan adonan tahu sebagai ganti dari bahan dasar utama
yang terbuang tadi. Hasilnya justru mengejutkan, siomay yang dihasilkan rasanya
lebih enak serta memiliki beberapa keunikan tersendiri, baik dari segi rasa,
tekstur, warna, dan proses pembuatannya. Dari kejadian itulah, muncul ide untuk
membuat motto produk kami, yaitu “Dikukus jadi siomay, digoreng jadi batagor”.
Lalu, kami juga pernah mengalami musibah kebakaran rumah. Bukan hanya
kehilangan harta benda, kami juga kehilangan banyak bahan utama untuk produksi
produk kami. Namun dari peristiwa itulah, muncul ide untuk membuat menu baru,
yaitu “Siomay dan Batagor Bakar”. Jadi, musibah yang menimpa kami selama ini
juga membawa hikmah dan berkah yang besar bagi kami di kemudian harinya.
5.
Apa saja yang menjadi keunikan dan daya tarik dari produk yang
dihasilkan dari bisnis ini?
Sesuai
dengan motto produk kami, yaitu “Dikukus jadi siomay, digoreng jadi batagor”. Ini
karena campuran adonan tahu pengganti bahan utamanya. Lalu, kami juga tidak
hanya menggunakan bahan dasar ikan segar, tapi ada juga yang modifikasi dari
bahan dasar ayam, udang, dan tepung singkong. Karena tidak semua konsumen suka
ikan, atau bahkan tidak sedikit konsumen yang alergi makan makanan berbahan
dasar ikan. Bumbu yang kami sediakan juga bukan bumbu pecel seperti yang biasa
digunakan pedagang siomay atau batagor. Kami menggunakan bumbu kacang racikan
sendiri dari rempah-rempah pilihan.
6.
Berapakah harga produk-produk tersebut?
Dari kami
sendiri sebagai agen produksi menetaokan harga sebesar 17.000/bungkus untuk
dijual ke distributor dengan pembelian minimal 30 bungkus. Setelah dijual lagi,
dari distributor sendirilah yang menetapkan harga. Kalau membeli “ketengan”,
kami biasa menjualnya dengan harga 20.000/bungkus.
7.
Kalau boleh tau, berapa ya omset yang didapat tiap bulannya dari bisnis
ini?
Dalam 1
hari kami bisa mendapat kurang lebih 1 juta dari distributor. Maka dalam
sebulan, kurang lebih kami dapat 20-30 juta.
8.
Apa saja pengalaman yang didapat selama menjalankan bisnis ini?
Banyak,
karena saya tidak hanya berbisnis, tapi juga berdakwah sesuai dengan sunnah Nabi,
yaitu menjalin silaturahim antar sesama. Selama ini, bisnis saya benar-benar
telah menyatukan saya dengan keluarga, saudara-saudara serta teman-teman saya.
9.
Sejauh ini, sudah seberapa jauh kira-kira perkembangan yang sudah
dicapai selama menjalankan bisnis ini?
Kami sudah
menyebarluaskan produk kami sampai ke mancanegara seperti Singapura, Amerika,
dan Jepang. Karena kebetulan kami mempunyai menantu berkewarganegaraan Jepang,
jadi semakin mempermudah kami menyebarluaskan produk kami sampai ke negeri
sakura tersebut. Selain itu, produk kami juga sudah menyebarluas sampai keluar
kota, seperti Bogor, Bandung, Kalimantan, bahkan Ambon. Itu semua juga berkat
saudara dan teman-teman yang kebetulan berada di sana.
10.
Apa harapan untuk bisnis ini kedepannya?
Saya
berharap bisa memiliki pabrik sendiri yang bisa saya kelola sendiri. Ditambah
dengan mesin yang bekerja otomatis untuk mempermudah proses pembuatan produk-produk
saya. Dan pastinya, saya berharap bisnis ini semakin berkembang juga dalam
memperat tali sliaturahim saya dengan banyak orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar